KISAH DAN ASAL USUL SAMIRI DISEBUT DAJJAL - Part 2

Kisah Samiri dan Nabi Musa A.s

KISAH DAN ASAL USUL SAMIRI DISEBUT DAJJAL

Part 2

Di dalam Al-Qur’an ada beberapa ayat yang menurut para ulama ini terkait dengan Dajjal. Meskipun Dajjal tidak disebutkan dalam Al-Qur’an satu kata pun, tidak disebutkan karena untuk menghina bagi seorang pendusta terbesar yang membawa fitnah terbesar. Di dalam Al-Qur’an hanya mengisyaratkan dan mencirikan tentang Dajjal. Adapun dibahas secara detail itu di dalan hadist. Karena fungsi hadist terhadap Al-Qur’an itu ada tiga, yaitu :

1. Bayan Taqyid, yaitu fungsi hadist menguatkan hukum atau penjelasan yang ada dala Al-Qur’an.

2. Bayan Tafsil wa Tafsir, artinya menjelaskan apa yang ada dalam Al-Qur’an, sesuatunyang tidak dibahas secara mendetail di dalam Al-Qur’an akan dibahas secara detail di dalam hadist, maka di rinci di dalam hadist.

3. Bayan Tasry’a, yaitu fungsi hadist dengan menetapkan hukum yang tidak dibahas di dalam Al-Qur’an.

Sejak dipindahkan ke Pulau yang berada di daerah Yaman, di sana ia tinggal dari usia 5 sampai 100 tahun. Aktivitas nya hanya bangun, tidur dan makan.hingga usia 100 tahun dan tidak ada akitivitas lain selain itu. Ketika dia bangun Malaikat Jibril sudah menyiapkan makanan dan minuman di sampingnya. Dan di saat usia yang ke 100 tahun, baru ia sadar dan memikirkan tentang dirinya, kemudian ia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, “Dimana saya? Ternyata saya sudah sebesar ini”. Akan tetapi tidak ada siapapun kecuali dia dan binatang melatah aneh, sumber lain menyebutkan binatang ini bernama Jassasah. Malaikat Jibril, selama Samiri tidur, dia memegang pena, pena tersebut menyerupai tongkat sihir. Malaikat Jibril dengan penannya menuliskan beberapa panel prasasti yang isinya adalah pelajaran aqidah tauhid untuk Samiri. Pena inilah yang kemudian diambil oleh Samiri. Dengan pena inilah ia mampu melakukan apa yang dia lakukan dan dengan pena inilah ia membuat patung anak sapi.

KISAH DAN ASAL USUL SAMIRI DISEBUT DAJJAL

Bagaimana caranya, dia masuk ke tengah-tengah kaum Nabi Musa. Jumlah kaum Nabi Musa saat itu adalah 70 ribu orang, yang menyelamatkan diri dari kejaran Fir’aun, sampai ke padang Tih dan ke Palestina. Di dalamnya ada Nabi Musa, Nabi Harun, dan nabi Yusya bin Nun. Lalu ia mampu mempengaruhi beberapa orang dari pengikut Nabi Musa. Maka mereka mengeluarkan perhiasan mereka lalu di masukan ke dalam kuali lalu dibakar, nah perhiasan itu pun dibentuk dengan kemampuannya menjadi patung anak sapi. Jin masuk kedalam patung anak sapi itu dan berkata, “Aku Tuhannya Musa, dan Musa telah lupa”. Maka sujudlah mereka kepada patung anak sapi tadi. Kemudian Nabi Musa bertanya, “Apa yang membuatmu mendorong untuk melakukan hal itu hai Samiri? Kamu menyesatkan kaum ku dan menyembah patung yang kau buat itu”. Kemudian patungnya diambil oleh Nabi Musa dan dihancurkan hingga pecah, dan pecahannya diambil dan dibakar, lalu dibuang lah ke laut Merah.

Samiri berkata, “Aku mengetahui apa yang mereka tidak ketahui, aku melihat apa yang tidak mampu mereka pandang, maka aku mengambil sesuatu  dari bekas sang utusan (Jibril), aku mengambil segenggam dari jejak rasul itu dan aku melemparkannya dan demikian nafsuku membujuknya”. Dengan Pena tadi dia ambil tanah yang menjadi jejak Malaikat Jibril, lalu di masukan ke kuali, maka dibentuk dengan kemampuan keinginan dia melalui pena tadi. Kemudian apa yang terjadi, Nabi Musa berkata “Pergi kamu!!! Sesungguhnya hak mu di dalam kehidupan dunia ini adalah jangan kau sentuh aku, Sesungguhnya engkau akan mendapatkan janji Allah yang tidak akan pernah ter selisih” , artinya janji Allah itu pasti terjadi atas dirimu. Nabi Musa berkata “Maka lihatlah Tuhanmu, yang kamu tetap menyembahnya, Tuhan yang kau sebut tadi, yang akan tetap kau puja-puja, akan saya hancurkan dan akan saya bakar lalu saya buang kelautan”.

Kemudian apa yang tejadi, Nabi Musa hanya mengusir si Samiri, dan tidak membunuhnya. Sementara kaum Nabi Musa yang menyembah patung anak sapi ini harus bertaubat, dan taubatnya adalah dibunuh oleh orang yang beriman. Maka mereka yang menyembah patung anak sapi ini karena disesatkan oleh si Samiri dalam keadaan merunduk untuk di penggal kepalanya. Yang enggan dipenggal kepalanya mereka melawan , dan terjadilah perang sesama umat Nabi Musa. Disitulah Nabi Musa berdoa kepada Allah, “Ya Allah cabut hukuman ini dari Engkau Ya Allah, andaikan Kau tuntaskan hukuman ini, maka habis umatku Ya Allah”. Maka hukuman itu dihentikan, dan Allah mengampuni mereka yang bertaubat. Dan Allah memberikan pahala kepada orang-orang beriman yang meninggal karena melaksanakan hukuman tadi.

Ini ada dalam ayat surah Al-Baqarah yang berbunyi, “Bertaubatlah kalian kepada Tuhan yang menciptakan kalian dan bunuhlah diri kalian sendiri”. Yang menyembah patung anak sapi karena disesatkan oleh Samiri adalah dibunuh taubatnya, tapi Samiri nya tidak dibunuh, melainkan Cuma di usir. Mengingat perkataan Nabi Musa tadi, “Jika ada orang yang ingin mengganggumu, katakan “jangan kau sentuh aku”. Kenapa hanya di usir, tidak dibunuh. Beberapa sumber menyebutkan Samiri tidak dibunuh dan hanya di usir, karena yang akan membunuhnya adalah Nabi Isa Alaihissalam di akhir zaman. Maka sejak saat itulah Samiri mengembara dari negeri ke negeri yang lain. Maka bertemulah dengan para Nabi sesudah Nabi Musa hingga Nabi Isa Alaihissalam sendiri. Dan ia pun berganti ganti nama hingga keberadaannya tidak jelas entah dimana.

Wallahu a’lam bishawab